Dijenis fotografi ini, fotografer dapat mengatur posisi objek atau sekelompok objek, latar belakangnya dan mengatur pencahayaannya dengan bebas.Still-life fotografi lebih dari sekadar menangkap suasana/moment yang ada pada saat pemotretan, melainkan menciptakan sebuah gambar yang menarik.
Menggeluti dunia fotografi memang seru dengan banyaknya hal yang bisa dikulik, salah satunya adalah lensa. Kali ini soal lensa yang jadi jodohnya fotografi still life. Terkesan untuk memotret “gitu doang”, ternyata berbekal lensa yang nggak pas hasilnya bisa beda banget lho. Fotografi still life memang lebih menantang kreativitas dibanding genre lainnya. Jika anda kerap dikomentari “Jelas saja hasilnya bagus karena kamu pakai lensa itu” atau “kameranya aja mahal”, maka itu jarang terdengar di dunia still life. Fotografer still life bisa menghasilkan foto yang sangat bagus hanya berbekal kamera dan lensa basic lho sob! Jadi belilah lensa yang paling cocok dengan obyek foto dan style anda lalu berkreasilah tanpa memusingkan gear. Sebelum menentukan lensa yang mana, simak dulu poin yang harus anda pertimbangkan. Menentukan lensa berdasarkan ukuran produk Perbedaan paling utama antara lensa adalah focal length dan ukuran aperture. Untuk produk yang kecil-kecil seperti perhiasan atau mainan, maka anda membutuhkan lensa makro agar hasilnya detil. Sedangkan produk yang besar lebih baik dijepret menggunakan lensa serba guna yang biasanya mendukung hasil foto yang tajam, fokus dan clear. Memilih antara lensa prime dan zoom Lensa zoom memiliki focal length yang bisa diubah dengan memutar lensa, membuat anda lebih dekat atau menjauh dari subyek tanpa pindah posisi. Ini membuat lensa zoom sangat multifungsi, karena bsa digunakan untuk memotret produk individu maupun grup beberapa item sekaligus. Di sisi lain, lensa prime memiliki focal length yang tidak bisa diubah. Tapi aperture lebih besar dengan hasil foto lebih baik dan harga lebih murah dibanding lensa zoom. Berbagai fitur lainnya pada lensa Sebagaian besar lensa modern sudah dibekali berbagai fitur canggih, misalnya image stabilisation agar hasil foto tidak nge-blur akibat goyangan kamera. Harganya tentu lebih merogoh kocek dibanding yang biasa. Namun hal ini bisa diatasi dengan memotret memakai tripod yang kokoh. No Going Back / by Mariano Kamp on flickr / licensed CC-BY Masih ada fitur tilt shift untuk perspektif yang unik, ultra wide untuk memotret area yang luas atau super telephoto untuk zoom ekstra. Semua tergantung dengan produk yang anda tangani, karena tiap produk memiliki karakter berbeda-beda. Pastinya semakin bagus katalog produk atau iklan yang lahir dari kamera anda maka semakin memuaskan klien. Max Bridge mengulik lebih jauh soal lensa terbaik untuk still life yang juga jadi andalan memotret produk. Lewat artikelnya di SLR Lounge, ia menekankan bahwa still life photography biasanya dipotret menggunakan aperture tinggi dengan kualitas maksimal. Selain itu juga tidak membutuhkan lensa dengan sistem fokus canggih karena obyeknya tidak bergerak, begitupun dengan stabilisator yang aman-aman saja absen. Karena akan lebih banyak memotret memakai tripod nantinya. Lalu pertimbangan utama dalam memilih lensa untuk still life? 1. Lensa harus memberikan hasil tetap tajam di range f8-f11 2. Focal length lensa tetap “masuk akal” terhadap obyek foto / Lensa Still Life Serba Guna Terbaik Memiliki lensa yang serba guna tentunya sangat membantu, apalagi jika harus mengerjakan banyak pemotretan dalam satu waktu. Tidak perlu mengganti lensa ataupun memindahkan tripod sehingga hemat waktu. Sigma 24-105mm f/4 DG OS HSM Art Canon EF 24-105mm f/4L IS Nikon AF-S NIKKOR 24-120mm f/4G ED VR Lensa 24-105 masih jadi andalan lewat range zoom yang dimiliknya dan kemampuan makro yang memuaskan. Namun ketajamannya tidaklah luar biasa meski tidak jelek, sudah cukup mumpuni untuk memenuhi keinginan klien dalam memotret produk. / Lensa Still Life untuk Makro yang Terbaik Sebagai fotografer still life anda bakal sering memotret barang kecil-kecil atau sangat mendetil. Jadi punya lensa makro akan sangat membantu. Bukan lensa yang sekedar bisa makro tapi lensa makro 11 sungguhan. Keunggulan lensa makro adalah ketajamannya yang memukau. Semakin mahal harganya maka perbedaannya ada pada optical dan kualitas bodinya. Memiliki lensa makro worth it kok karena kegunaannya yang beragam. Murah Sigma 105mm f/ EX DG OS HSM Macro Mid-Level Tamron SP 90mm f/ Di Macro 11 VC USD Mahal Canon EF 100mm f/ Macro IS USM Nikon AF-S VR Micro-NIKKOR 105mm f/ IF-ED Nikon AF Micro-NIKKOR 200mm f/4D IF-ED Canon EF 180mm f/ Macro USM Jika anda hanya bisa membeli satu lensa, Max Bridge menyarankan untuk membeli lensa makro dengan focal range 100mm saja. Anda bahkan bisa membeli yang model lama jika budget tak mencukupi. Misalnya, lensa 24-105mm yang model lama kebanyakan memiliki kualitas optik setara yang baru namun minus beberapa fitur modern yang tak menganggu fungsi. Lumayan kan lebih hemat. / Lensa Still Life Special Jika anda sudah expert tentunya bakal kepo dengan berbagai lensa lainnya yang “siapa tau” bisa untuk still life. Tidak ada salahnya mencoba lensa wide angle lho! Perspektif yang lain dari wide angle mungkin memberikan sentuhan kreatifitas tak biasa pada project anda nantinya. Rekomendasinya adalah Sigma 35mm f/ DG HSM Art Tamron SP 15-30mm f/ Di VC USDLensa Tilt Shift Lensa tilt shift bisa jadi bikin berkerut kening yang mendengarnya. Tilt shift untuk memotret produk dan still life? Nggak salah nih? Lensa jenis ini sebenarnya sangat populer untuk fotografi still life dulu, pada masanya, namun terkikis sejak adanya program Helicon Focus. Tapi jika anda masih suka atau penasaran mencobanya bisa mengecek beberapa brand lensa yang ada, biasanya pilihannya tidak banyak kok. Canon, Nikon dan Tamron juga memilikinya. Source
Namununtuk hasil maksimal gunakan jenis kamera fotografi yang dilengkapi dengan lensa yang mampu menyorot objek secara tajam. Disarankan menggunakan kamera DSLR atau Mirroless dengan Lensa Fix atau lensa dengan bukaan diafragma yang besar. Dept of Feel dari objek benda terhadap background akan menciptakan kesan hidup dan perasaan yang menonjol.
Fotografi dengan kamera analog memberikan pengalaman yang berbeda dan menghadirkan sentuhan nostalgia dalam dunia fotografi. Dalam era digital yang serba canggih, menggunakan kamera analog dapat menjadi tantangan yang menarik. Dalam artikel ini, kami akan memberikan lima tips penting untuk memaksimalkan potensi fotografi dengan kamera analog. 1. Pelajari Dasar Penggunaan Kamera Analog Sebelum mulai bermain dengan kamera analog, penting untuk memahami dasar-dasarnya. Pelajari fungsi setiap bagian kamera, termasuk pengaturan ISO, kecepatan rana, dan bukaan. Pahami bagaimana mengatur dan mengganti film serta menjaga kebersihan kamera agar dapat menghasilkan gambar yang berkualitas. 2. Pilih dengan Bijak Film yang Digunakan Pilihan film sangat memengaruhi hasil fotografi dengan kamera analog. Setiap jenis film memiliki karakteristik yang berbeda, seperti kecepatan ISO, warna, dan tingkat butiran. Eksperimenlah dengan berbagai jenis film untuk menemukan yang sesuai dengan gaya dan keinginanmu. Perhatikan pencahayaan dan suasana sebelum memilih film yang tepat untuk situasi tertentu. 3. Pahami Komposisi dan Pencahayaan Prinsip dasar komposisi dan pencahayaan tetap berlaku dalam fotografi dengan kamera analog. Perhatikan elemen-elemen seperti garis, pola, dan titik fokus dalam komposisi foto. Juga, pelajari cara memanfaatkan cahaya dengan baik, termasuk sinar matahari, bayangan, dan efek pencahayaan yang menarik. Eksplorasi teknik eksposur yang tepat untuk menghasilkan gambar yang seimbang dan menarik secara visual. BACA JUGA 6 Barang yang Harus Kamu Bawa di Motor untuk Mengantisipasi Hujan, Penting! 4. Bersabar dan Rasakan Momen yang Tepat Dengan kamera analog, kamu tidak dapat melihat hasil foto secara instan seperti dalam fotografi digital. Oleh karena itu, penting untuk bersabar dan merasakan momen yang tepat sebelum menekan tombol rana. Lakukan pengamatan yang cermat, tunggu momen yang menarik, dan temukan keunikan dalam setiap subjek yang kamu foto. 5. Pahami Batasan Kamera Analog Kamera analog memiliki batasan teknis yang perlu dipahami. Misalnya, jumlah frame yang terbatas dalam satu roll film dan tidak adanya fitur preview langsung. Mengetahui batasan-batasan ini membantu kamu mempertimbangkan setiap foto dengan lebih cermat, menghindari pemotretan berlebihan, dan memanfaatkan setiap eksposur dengan bijak. Fotografi dengan kamera analog adalah pengalaman yang berbeda dan menarik. Nikmati prosesnya dan eksplorasi kreativitasmu dengan kamera analog! Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
. owcz2hnp5u.pages.dev/448owcz2hnp5u.pages.dev/445owcz2hnp5u.pages.dev/156owcz2hnp5u.pages.dev/297owcz2hnp5u.pages.dev/682owcz2hnp5u.pages.dev/735owcz2hnp5u.pages.dev/746owcz2hnp5u.pages.dev/249owcz2hnp5u.pages.dev/319owcz2hnp5u.pages.dev/412owcz2hnp5u.pages.dev/211owcz2hnp5u.pages.dev/438owcz2hnp5u.pages.dev/626owcz2hnp5u.pages.dev/793owcz2hnp5u.pages.dev/920
jenis kamera yang digunakan untuk pemotretan still life adalah